Halaman
Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Transportasi orang, barang dan logistik
dari pulau satu ke pulau lain, dari daerah satu ke daerah lain, umumnya harus
melintasi perairan. Pembicaraan mengenai transportasi pun harus menggunakan
bahasa. Agar pembicaraan mudah diikuti, bahasa yang digunakan harus baik
dan benar. Melalui pelajaran ini Anda dapat mempelajari unsur bahasa seperti
bunyi bahasa, kata, pembentukan kata, kalimat, dan penulisan harus baik, benar,
dan efektif.
Pelajaran 2
Transportasi Air Andalan
Negara Maritim
Sumber:
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
14
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menanggapi isi pidato/sambutan.
Mendengarkan pidato
Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada
orang banyak. Tujuannya beragam. Ada yang bertujuan menyampaikan informasi, ada yang
menghibur, dan ada yang memengaruhi pendirian pendengar.
Uji Kompetensi 2.1
Dengarkan salah satu pidato yang disampaikan dalam salah satu upacara di sekolah Anda
masing-masing! Catat dan nilailah dari segi pembicara, isi, dan cara pembicara menyampaikan
uraiannya dengan menggunakan format pe
nilaian
pada Pelajaran 1.
B. Berbicara
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menceritakan pengalaman diri sendiri atau
kejadian yang disaksikan.
Menceritakan kejadian yang disaksikan
Pada pelajaran terdahulu, Anda telah belajar menceritakan pengalaman sendiri, bukan?
Pada pelajaran ini pun Anda masih belajar bercerita. Hanya saja, yang diceritakan adalah
kejadian atau peristiwa yang Anda lihat. Caranya tidak berbeda dengan cara bercerita tentang
pengalaman sendiri.
Uji Kompetensi 2.2
Catatlah pokok-pokok kejadian menarik yang Anda lihat ketika Anda bepergian di darat, di
laut, atau di udara! Usahakanlah catatan Anda memenuhi unsur 5 W + 1 H (
who
,
what
,
when
,
why
,
where
, dan
how
)! Kembangkan catatan tersebut menjadi sebuah cerita yang menarik,
kemudian sampaikan secara lisan di depan rekan-rekan Anda!
Transportasi Air Andalan Negara Maritim
15
C. Membaca
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat membaca pokok pikiran teks esai tentang
kebudayaan.
Membaca esai
Dari bacaan dapat diperoleh sejumlah informasi. Ada yang penting dan ada yang kurang
penting. Informasi yang penting dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Di antaranya
dijadikan referensi praktis bagi diri sendiri atau dijadikan bahan pendukung penelitian.
Uji Kompetensi 2.3
Bacalah artikel berikut! Setelah itu, rumuskan gagasan utama setiap paragrafnya!
Angkutan Pedalaman Mencoba Bertahan
Oleh Eko Prasetyo
Keheningan malam di hulu Sungai Mahakam pecah oleh suara mesin dan kecepik
air yang ditimbulkan kapal
Mira Farisma 3.
Taksi air Sungai Mahakam yang dinakhodai
Haji Jusrani itu bergerak perlahan ke arah hilir dari Datah Bilang menuju Long Iram,
Kabupaten Kutai Barat. Suasana di sekitar kapal benar-benar gelap. Sebagian
penumpang sudah bergeletakan tidur di dek kapal yang terbuat dari kayu. Lampu sorot
halogen berwarna kuning di haluan kapal digerakkan ke kiri dan ke kanan oleh awak
kapal menyisir permukaan sungai.
Tidak ada peralatan elektronik yang memandu kapal saat bergerak di tengah
kegelapan Sungai Mahakam yang lebarnya 600 – 900 meter. Nakhoda tampak sangat
mengandalkan lampu sorot, pengalaman, dan selebihnya naluri agar kapal tidak kandas
atau menabrak tebing sungai. Nakhoda juga sangat berhati-hati agar kapal tidak menabrak
rakit kayu gelondongan (log) hasil penebangan ilegal yang dihanyutkan di sungai.
Untungnya, sebagian rakit kayu tersebut diterangi lampu minyak yang dipasang di
ujung-ujung rakit.
Tak ada yang bisa dinikmati dalam perjalanan pada malam hari ketika naik taksi
air. Karena sekelilingnya gelap gulita. Kecuali pada siang hari, penumpang masih
dimanjakan keindahan pemandangan sekitar sungai. Misalnya, di bagian hilir Kecamatan
Long Bagun yang terletak sekitar 470 km dari Samarinda, terdapat tebing yang
memanjang sekitar dua kilometer setinggi lebih dari 50 meter yang sungguh memikat.
Pengalaman ini akan didapat jika menyusuri Sungai Mahakam.
Angkutan taksi air Sungai Mahakam sejak tahun 1963 hingga saat ini masih menjadi
andalan warga yang tinggal di bagian hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Puluhan
kapal jenis inilah yang beroperasi di sepanjang Sungai Mahakam selama bertahun-
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
16
tahun. Kapal-kapal inilah yang telah menghidupkan perekonomian masyarakat di daerah
pedalaman. Taksi air ini melayani jalur pelayaran Sungai Mahakam sepanjang 700 km
dari kota Samarinda hingga Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat, menyinggahi sejumlah
desa, kampung, dan kecamatan. Kapal yang terbuat dari kayu itu mampu dimuati
hingga 40 ton barang dengan 200 penumpang. Adapun jika dimuati barang saja,
kapasitasnya mencapai 80 ton.
Kapal yang mudik ke arah hulu sungai biasanya membawa barang-barang seperti
motor, barang elektronik, mi instan, saos, kecap, pakaian, dan berbagai barang kebutuhan
pokok yang tidak tersedia dan tidak dihasilkan di daerah hulu sungai. Sebaliknya,
kapal yang berasal dari daerah hulu membawa hasil hutan.
Di Kalimatan Tengah (Kalteng) angkutan sungai masih menjadi andalan.
Di Provinsi Kalteng sungai-sungai yang menjadi jalur transportasi paling tidak ada 11
sungai. Kahayan adalah salah satunya. Sungai lain adalah Sungai Jelai sepanjang 200
km, Sungai Arut 250 km, Sungai Lamandau sepanjang 300 km, dan Sungai Kumai
sepanjang 200 km. Ada lagi Sungai Seruyan yang panjangnya 350 km, Sungai Mentaya
400 km, dan Sungai Katingan 600 km. Juga sungai Sebangau sepanjang 200 km,
Sungai Kapuas sepanjang 600 km, dan Sungai Barito sepanjang 900 km. Sungai-
sungai ini menjadi andalan warga pedalaman dengan jenis angkutan semacam yang
ada di Sungai Mahakam, Kaltim. Tidak hanya kapal barang,
speed boat
pun hilir mudik
di Sungai Kahayan dan Barito melayani penumpang.
Kompas
, 7 Maret 2005
D. Menulis
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyusun beberapa paragraf deskriptif
yang berisi hasil pengindraan faktual tentang keadaan alam.
Menulis paragraf deskriptif
Seperti sudah kita ketahui, melalui deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya,
hasil pengamatannya, dan perasaannya dengan kata-kata sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya,
dan sehidup-hidupnya kepada pembaca.
Objek yang biasa dideskripsikan adalah tempat, orang, dan keadaan. Pengembangannya
dapat dilakukan tiga pendekatan, yaitu pendekatan
realistis (objektif)
,
impresionistis (subjektif)
,
atau
menurut sikap penulis
.
Pendekatan realistis digunakan untuk mengemukakan segala sesuatu seobjektif mungkin.
Rincian, perbandingan antara bagian satu dengan bagian lain harus disajikan sebagaimana
dipotret. Pendekatan impresionistis digunakan untuk melukiskan suatu objek menurut tafsiran
penulis, bukan menurut apa adanya. Pendekatan menurut sikap penulis digunakan untuk
melukiskan sesuatu dari sikap penulis, seperti masa bodoh, peduli, serius, cermat, ironis,
atau dari sikap lain.
Transportasi Air Andalan Negara Maritim
17
Uji Kompetensi 2.4
1. Tentukan pendekatan yang digunakan oleh penulis pada deskripsi berikut!
a. Aku menyerah dan memahami bahwa ketidaksediaanku membunuh iparku semata-
mata bertolak pada pertimbangan-pertimbangan egoisku. Padahal persoalan
sesungguhnya tidak di sana. Sebagai orang yang yakin di pihak yang benar, sedang
calon korbanku adalah oknum kebiadaban, kukira membunuh Kuslan takkan
membuahkan dosa bagiku atau keturunanku. Tetapi di manakah orangnya di dunia ini
yang tidak membenarkan dirinya dan menyalahkan orang lain? (Satyagraha Hoerip,
Pada Titik Kulminasi).
b. Kenapa aku melihat wajahnya yang keriput. Banyak wajah keriput seperti itu, tapi tak
banyak menggugah emosiku. Tapi kali ini wanita tua itu benar-benar membuatku simpati
dan ingin sekali berbuat sesuatu untuknya. Lalu bagaimana? Ia kelihatan tak
membutuhkan apa-apa kecuali kulit mukanya yang berkerut-kerut menimbulkan rasa
haru yang manis. Aku mendekat dan mencoba tersenyum kepadanya. Tapi ia tidak
butuh kebaikan hati seseorang. Ia hanya melihat kepadaku dengan tatapan kosong
tanpa mengubah posisinya maupun perubahan pada wajahnya (Satyagraha Hoerip,
Pada Titik Kulminasi).
2. Susunlah sebuah deskripsi tentang orang, tempat, atau keadaan dengan pendekatan realistis!
E. Ada Apa dalam Bahasa Kita
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengidentifikasi kata-kata yang mengalami
proses morfologi.
Mengidentifikasi proses morfologis
1. Mengenal morfem
Pada teks di atas terdapat kalimat
Ratusan perahu ditaksikan di sungai
. Kalimat
tersebut terjadi dari lima kata. Masing-masing dapat diurai menjadi bagian kecil yang tidak
memiliki makna lagi. Kata
ratusan,
misalnya, dapat diurai menjadi
ratus
dan
-an
. Masing-
masing mempunyai makna.
Ratus
berarti
bilangan hasil kali 10 kali 10
; -
an
berarti
dalam
hitungan
.
Ratusan
berarti
dalam hitungan ratus
. Jika diurai lebih lanjut menjadi /b/, /e/, /r/,
/g/, /e/, /r/, /a/, dan /k/, masing-masing tidak memiliki makna lagi.
Begitu pula kata
digerakkan
dapat diurai menjadi
di
-,
gerak,
dan
kan
. Bila diurai lebih
lanjut, diperoleh bentuk /d/, /i/, /g/, /e/, /r/, /a/, /k/, /k/, /a/, dan /n/. Masing-masing juga tidak
mempunyai makna. Bentuk yang tidak memiliki makna seperti itu disebut
fonem
, sedangkan
yang memiliki makna seperti
ber-, gerak, di-,
dan -
kan-
disebut
morfem
. Menurut kesepakatan
ilmiah morfem
ber-, gerak, di-,
dan -
kan-
ditulis
{ber-}, {gerak}, {di-},
dan
{-kan}.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
18
Morfem
{ber-}, {di-},
dan
{-kan}
selalu melekat pada kata atau morfem lain. Morfem
yang selalu melekat pada morfem lain disebut morfem terikat, sedangkan yang dapat
berdiri sendiri, seperti
{gerak},
disebut morfem bebas.
Uji Kompetensi 2.5
Morfem apa sajakah yang terdapat pada kata
bersama
,
ternilai
,
melawak
,
dipercaya
,
diperbesar
,
dipertahankan
,
bayangan
,
keadaan
,
perbaikan
,
dan
dipertanggung-
jawabkan
?
2. Mengenal pembentukan kata
Ditinjau dari pembentukannya, kata-kata dalam teks
Angkutan Pedalaman Mencoba
Bertahan
dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok pertama berupa morfem
bebas dan tidak berimbuhan. Kelompok kedua dibentuk dari kata dasar dengan diberi
imbuhan yang sering disebut kata berimbuhan. Kelompok ketiga dibentuk dengan
mengulang morfem dasarnya. Kelompok keempat dibentuk dengan menggabungkan dua
kata (baca: morfem) menjadi bentuk baru yang begitu padu. Kelompok kelima dibentuk
dengan mempersingkat bentuk panjang. (Lihat Tabel 2.1)
Tabel 2.1 Pengelompokan pembentukan kata
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
malam
mencoba
kapal-kapal
gelap gulita
km
hulu
bertahan
s
ungai-sungai
hilir mudik
Kaltim
sungai
angkutan
bena
r-benar
Kalteng
pecah
digerakkan
berhati-hati
suara
permukaan
bertahun-tahun
mesin
keheningan
Dalam pembentukan kata
kelompok 1, 2, 3, dan 4 morfem selalu dilibatkan. Oleh
karena itu, pembentukannya bersifat
morfologis
. Lain halnya dengan pembentukan kata
kelompok 5. Pada kata kelompok 5 peran morfem tidak ada, yang ada bentuk panjang
kilometer, Kalimantan Tengah,
dan
Kalimantan
Timur
diperpendek menjadi
km, Kalteng
,
dan
Kaltim
melalui proses
nonmorfologis
.
a. Afiksasi (Pemberian Imbuhan)
Pada bagian terdahulu kita sudah mengenal adanya morfem bebas dan morfem
terikat. Morfem terikat itu banyak. Di antaranya disebut imbuhan (
afiks
). Imbuhan
pada awal kata disebut
awalan
(
prefiks
), di tengah kata
sisipan
(
infiks
), pada akhir
kata
akhiran
(
sufiks
). Imbuhan yang melekat serentak pada awal dan akhir kata
disebut
konfiks
. Ada pula beberapa imbuhan digabungkan dalam bentuk imbuhan
gabung (
Lihat contoh pada Tabel 2.2).
Transportasi Air Andalan Negara Maritim
19
Tabel 2.2 Proses Afiksasi
Afiks
Kata
Kata
Prefiks
Infiks
Sufiks
Konfiks
Afiks Gabung
Dasar
Berimbuhan
meN-
sisir
menyisir
di-
dapat
didapat
ber-
gerak
bergerak
peN-
tum
pang
penu
mpang
per-
luas
perluas
ter-
buat
ter
buat
ke-
tua
ketua
se-
lama
selama
-em-
getar
gemetar
-er-
gigi
gerigi
-el-
tunjuk
telunjuk
-i
dekat
dekati
-an
angkut
angkutan
-kan
ambil
ambilkan
ke-an
butuh
kebutuhan
per-an
jala
n
perjalanan
peN-an
alam
pengalaman
ber-an
geletak
bergeletakan
meN-kan
andal
mengandalkan
meN-i
susur
menyusuri
memper-
singkat
mempersingkat
memper-i
baik
memperbaiki
memper-kan
laku
memperlakukan
b. Reduplikasi (pengulangan)
Reduplikasi merupakan cara membentuk kata baru dengan mengulang bentuk
dasarnya. Proses ini menghasilkan kata ulang. Kata
anak, membawa,
dan
ditawarkan,
misalnya
,
dapat diulang sehingga diperoleh kata ulang
anak-anak, membawa-bawa,
dan
ditawar-tawarkan
. Ditinjau dari proses pembentukannya, kata ulang biasanya
dibentuk dengan cara:
1) mengulang bentuk dasar secara utuh, seperti
anak-anak, baik-baik
, dan
duduk-
duduk.
Proses ini menghasilkan
kata ulang utuh.
2) mengulang sebagian bentuk dasar, seperti
beberapa, berkejar-kejaran
, dan
baca
-
membaca.
Proses ini menghasilkan
kata ulang sebagian.
3) mengulang bentuk dasar disertai
afiksasi
, seperti
anak-anakan, mobil-mobilan
, dan
sebaik-baiknya.
Proses ini menghasilkan
kata ulang berimbuhan.
4) mengulang bentuk dasar disertai perubahan (
variasi
) fonem, seperti
corat-coret
,
bolak-balik,
dan
warna-warni.
Proses ini menghasilkan kata ulang dengan variasi
fonem.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
20
c. Penggabungan kata dengan kata (pemajemukan)
Penggabungan kata dengan kata mungkin menghasilkan kata majemuk, idiom,
atau frase. Perbedaan ketiganya terletak pada makna, sifat hubungan, dan panjang
pendeknya bentuk (Lihat Tabel 2.3.)
Tabel 2.3 Kata majemuk, idiom, dan frase
Kata Majemuk
Idiom
F
rase
naik turun
naik darah
sudah naik
jatuh bangun
jatuh c
inta
sudah jatuh
kotak hitam
kambing hitam
sangat hitam
anak cucu
anak baik anak menantu molek
anak Pak Ahmad
tanda tangan
tangan k
anan
jari t
angan kanan
Makna kata majemuk masih dapat ditelusuri dari makna unsur-unsurnya. Begitu
pula makna frase, sedangkan makna idiom tidak langsung berhubungan dengan makna
unsur-unsurnya.
Ditinjau dari sifat hubungan unsurnya, gabungan pada kata majemuk begitu padu
sehingga tidak dapat disisipkan bentuk lain di antaranya. Begitu pula pada idiom,
sedangkan pada frase hubungannya bersifat sintaktis, di antara unsur-unsurnya masih
dapat disisipkan bentuk lain.
d. Abreviasi
Abreviasi merupakan perpendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap,
atau bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frase (KBBI, 1990:2),
misalnya:
SMA
: Sekolah Menegah Atas
K.H.A. Dahlan : Kiai Haji Ahmad Dahlan
a.n.
: atas nama
km
: kilometer
lab
: laboratorium
e. Akronimisasi
Akronim berarti kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai kata yang wajar (KBBI, 1990:16),
misalnya:
SIM
: Surat Izin Mengemudi
Bappenas
: B
adan Perencanaan Pembangunan Nasional
rudal
:
peluru kendali
radar
:
radio detecting and ranging
satpam
: satuan pengaman
Transportasi Air Andalan Negara Maritim
21
Uji Kompetensi 2.6
1. Jelaskan bagaimana kata-kata berikut dibentuk!
a. gelegar
c. m
abuk laut
b. mengarungi
d. tawar-menawar
2. Sebutkan contoh awalan, sisipan, akhiran, dan konfiks dalam bahasa Indonesia.
Sebutkan satu kata yang dibentuk dengan imbuhan tersebut!
3. Bentuklah kata majemuk dengan menggabungkan pasangan kata-kata berikut!
a. ayam, hangat-hangat, t
ahi
c. merah, padma
b. beradik, kakak
d. sambilan, pekerjaan
4. Bagaimana kata-kata
gram, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, izin mendirikan bangunan,
dan
kendaraan bermotor
disingkat?
3. Proses morfofonemik
Pembentukan kata dapat dilakukan dengan cara menggabungkan morfem satu dengan
morfem lain. Perhatikan contoh pada tabel berikut!
Tabel 2.4 Penggabungan morfem
Morfem 1
Morfem 2 Gabungan 1 dan 2
Perubahan Bunyi
rapat
merapat
/N/
pada {meN-} hilang
pusat
{meN-}
me
m
usat
/p/ pada
pusat
luluh menjadi /m/
bahas
me
m
bahas
/N/
pada {meN-} berubah menjadi /m/
las
menge
las
/meN-/ berubah menjadi /menge-/
garis
{peN-}
pe
ng
garis
/N/ pada {peN-} berubah menjadi /ng-/
salaam
{al-}
alsalaam
,
/l/ dan /s/ yang berbeda dilafalkan
baca
[
assalaam
]
sama /s/ dan /s/
s
ayur
s
ayur
s
ayur-
m
ayur
/s/ dan /s/ yang semula sama dibuat jadi
berbeda /s/ dan /m/
merah
pad
ma
merah pad
am
urutan /m/ dan /a/ bertukar tempat jadi
/a/ dan /m/
Pada contoh di atas hasil penggabungan disertai perubahan bunyi (
morfofonemik
). Di
antaranya ada yang dinamakan
asimilasi
(perubahan bunyi-bunyi yang berbeda menjadi
sama),
disimilasi
(perubahan bunyi-bunyi yang sama menjadi berbeda),
metatesis
(pertukaran letak fonem), peluluhan fonem, penghilangan bunyi, dan penggantian morfem.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
22
○○○○○○○○○
Uji Kompetensi 2.7
1. Bunyi apa sajakah yang biasanya luluh menjadi /m/, /n/, /ny/, dan /ng/ apabila didahului
awalan {meN-}?
2. Ada beberapa kata yang berawal pada bunyi /p/, /t/, /s/, dan /k/. Akan tetapi, bila kata-
kata itu diberi awalan {
peN
-} atau {
peN-an
}, bunyi-bunyi itu tidak luluh. Berikan contohnya,
masing-masing satu saja!
3. Proses morfofonemik manakah yang menyertai pembentukan kata
melawat, memesan,
mencuci, penggerak, pengebom, beternak, coreng-moreng,
dan
lauk-pauk
?
4. Di antara proses morfofonemik yang menyertai pembentukan kata adalah
asimilasi
,
disimilasi
, dan
metatesis
. Sebutkan contohnya masing-masing satu saja!
Rangkuman
1. Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan
kepada orang banyak. Tujuannya beragam. Ada yang bertujuan menyampaikan
informasi, menghibur, dan ada yang mempengaruhi pendirian pendengar.
2. Menanggapi pidato dapat dilakukan dengan memberikan komentar mengenai
pembicaranya (sopan atau tidak, percaya diri atau tidak, menyenangkan atau tidak,
serius atau tidak, menghormati pendengar atau tidak), isi pidatonya (menarik atau
tidak, baru atau tidak, tepat atau tidak, berguna atau tidak, singkat atau tidak,
terurai atau tidak), dan cara pembicara berpidato (impromtu atau dengan cara lain,
runtut atau tidak, logis atau tidak, mudah diikuti atau tidak, suaranya terdengar atau
tidak, menarik atau tidak, sering salah ucap atau tidak).
3. Menceritakan pengalaman berarti belajar bercerita. Hanya saja, yang diceritakan
adalah kejadian atau peristiwa yang Anda lihat.
4. Bacaan biasanya menyajikan sejumlah informasi. Ada yang penting dan ada yang
kurang penting. Informasi penting dapat dimanfaatkan.
5. Deskripsi merupakan upaya memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan
perasaan dengan kata-kata sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup-hidupnya
kepada pembaca. Deskripsi dapat dikembangkan melalui tiga pendekatan, yaitu
(1) pendekatan
realistis (objektif)
, (2) pendekatan
impresionistis (subjektif)
, atau
(3) pendekatan
menurut sikap penulis
. Pendekatan realistis digunakan untuk
mengemukakan segala sesuatu seobjektif mungkin; impresionistis melukiskan suatu
objek menurut tafsiran penulis, bukan menurut apa adanya; pendekatan menurut
sikap penulis untuk melukiskan sikap penulis, seperti masa bodoh, peduli, serius,
cermat, dan ironis.
Transportasi Air Andalan Negara Maritim
23
6. Kata-kata baru dapat dibentuk melalui proses
morfologis
dan proses
nonmorfologis
.
Melalui proses morfologis, kata baru dapat dibentuk dengan memberikan imbuhan
(
afisksasi
), mengulang (
reduplikjasi
), dan menggabungkan dua tiga kata (
komposisi
).
Secara nonmorfologis kata bentuk baru dibentuk dengan mempersingkat bentuk
lengkap (
abreviasi
) menggabungkan huruf, suku, atau bagian lain (
akromimisasi
).
Penggabungan morfem satu dengan morfem lain ada kalanya disertai perubahan
bunyi (
morfofonemik
). Di antaranya dinamakan
asimilasi
(perubahan bunyi-bunyi
yang berbeda menjadi sama),
disimilasi
(perubahan bunyi-bunyi yang sama menjadi
berbeda),
metatesis
(pertukaran letak fonem), peluluhan fonem, penghilangan bunyi,
dan penggantian morfem.
Evaluasi
1. Rumuskan isi pokok penggalan pidato berikut!
Assalamu’alaikum w.w. Salam sejahtera buat kita semua.
Bapak-bapak, Ibu-bu, dan Saudara-saudara yang berbahagia, pertama-tama marilah kita
panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang yang dengan
kasih dan sayang-Nya telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat tanpa kurang
suatu apa pun dalam acara peresmian terminal baru.
2. Rumuskan pokok pikiran paragraf-paragraf berikut!
Penumpang yang memilih KA sebagai sarana mudik mengalami peningkatan. Penumpang
pada H-4 di stasiun Senen, Jakarta Pusat, sebanyak 81.784. Melonjak jika dibandingkan
pada tahun sebelumnya pada hari yang sama yaitu hanya 60.055 penumpang. Di Stasiun
Senen, sampai Ahad, sebanyak 25.578 orang pemudik berangkat ke kampung halaman
masing-masing. Mayoritas pemudik masih tetap menggunakan kereta kelas ekonomi yang
harga tiketnya tidak naik. Sedangkan KA kelas bisnis yang karcis mengalami kenaikan
sekitar 10 hingga 20 persen
(
Republika,
1 Nopember 2005).
3. Bagaimanakah kata-kata
fasum, gemetar, hilir mudik, lautan,
dan
ranmor
dibentuk?
4. Ceritakanlah pengalaman Anda ketika bepergian dengan perahu atau kapal laut!
5. Deskripsikan sebuah tempat yang menarik karena keindahannya!
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
24
Refleksi
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.