Gambar Sampul Bahasa Indonesia · b_Bab 2 Transportasi Air
Bahasa Indonesia · b_Bab 2 Transportasi Air
Sunardi

24/08/2021 11:54:20

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Transportasi orang, barang dan logistik

dari pulau satu ke pulau lain, dari daerah satu ke daerah lain, umumnya harus

melintasi perairan. Pembicaraan mengenai transportasi pun harus menggunakan

bahasa. Agar pembicaraan mudah diikuti, bahasa yang digunakan harus baik

dan benar. Melalui pelajaran ini Anda dapat mempelajari unsur bahasa seperti

bunyi bahasa, kata, pembentukan kata, kalimat, dan penulisan harus baik, benar,

dan efektif.

Pelajaran 2

Transportasi Air Andalan

Negara Maritim

Sumber:

Ensiklopedi Umum untuk Pelajar

Kemampuan Berbahasa

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

14

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menanggapi isi pidato/sambutan.

Mendengarkan pidato

Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada

orang banyak. Tujuannya beragam. Ada yang bertujuan menyampaikan informasi, ada yang

menghibur, dan ada yang memengaruhi pendirian pendengar.

Uji Kompetensi 2.1

Dengarkan salah satu pidato yang disampaikan dalam salah satu upacara di sekolah Anda

masing-masing! Catat dan nilailah dari segi pembicara, isi, dan cara pembicara menyampaikan

uraiannya dengan menggunakan format pe

nilaian

pada Pelajaran 1.

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menceritakan pengalaman diri sendiri atau

kejadian yang disaksikan.

Menceritakan kejadian yang disaksikan

Pada pelajaran terdahulu, Anda telah belajar menceritakan pengalaman sendiri, bukan?

Pada pelajaran ini pun Anda masih belajar bercerita. Hanya saja, yang diceritakan adalah

kejadian atau peristiwa yang Anda lihat. Caranya tidak berbeda dengan cara bercerita tentang

pengalaman sendiri.

Uji Kompetensi 2.2

Catatlah pokok-pokok kejadian menarik yang Anda lihat ketika Anda bepergian di darat, di

laut, atau di udara! Usahakanlah catatan Anda memenuhi unsur 5 W + 1 H (

who

,

what

,

when

,

why

,

where

, dan

how

)! Kembangkan catatan tersebut menjadi sebuah cerita yang menarik,

kemudian sampaikan secara lisan di depan rekan-rekan Anda!

Transportasi Air Andalan Negara Maritim

15

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat membaca pokok pikiran teks esai tentang

kebudayaan.

Membaca esai

Dari bacaan dapat diperoleh sejumlah informasi. Ada yang penting dan ada yang kurang

penting. Informasi yang penting dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Di antaranya

dijadikan referensi praktis bagi diri sendiri atau dijadikan bahan pendukung penelitian.

Uji Kompetensi 2.3

Bacalah artikel berikut! Setelah itu, rumuskan gagasan utama setiap paragrafnya!

Angkutan Pedalaman Mencoba Bertahan

Oleh Eko Prasetyo

Keheningan malam di hulu Sungai Mahakam pecah oleh suara mesin dan kecepik

air yang ditimbulkan kapal

Mira Farisma 3.

Taksi air Sungai Mahakam yang dinakhodai

Haji Jusrani itu bergerak perlahan ke arah hilir dari Datah Bilang menuju Long Iram,

Kabupaten Kutai Barat. Suasana di sekitar kapal benar-benar gelap. Sebagian

penumpang sudah bergeletakan tidur di dek kapal yang terbuat dari kayu. Lampu sorot

halogen berwarna kuning di haluan kapal digerakkan ke kiri dan ke kanan oleh awak

kapal menyisir permukaan sungai.

Tidak ada peralatan elektronik yang memandu kapal saat bergerak di tengah

kegelapan Sungai Mahakam yang lebarnya 600 – 900 meter. Nakhoda tampak sangat

mengandalkan lampu sorot, pengalaman, dan selebihnya naluri agar kapal tidak kandas

atau menabrak tebing sungai. Nakhoda juga sangat berhati-hati agar kapal tidak menabrak

rakit kayu gelondongan (log) hasil penebangan ilegal yang dihanyutkan di sungai.

Untungnya, sebagian rakit kayu tersebut diterangi lampu minyak yang dipasang di

ujung-ujung rakit.

Tak ada yang bisa dinikmati dalam perjalanan pada malam hari ketika naik taksi

air. Karena sekelilingnya gelap gulita. Kecuali pada siang hari, penumpang masih

dimanjakan keindahan pemandangan sekitar sungai. Misalnya, di bagian hilir Kecamatan

Long Bagun yang terletak sekitar 470 km dari Samarinda, terdapat tebing yang

memanjang sekitar dua kilometer setinggi lebih dari 50 meter yang sungguh memikat.

Pengalaman ini akan didapat jika menyusuri Sungai Mahakam.

Angkutan taksi air Sungai Mahakam sejak tahun 1963 hingga saat ini masih menjadi

andalan warga yang tinggal di bagian hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Puluhan

kapal jenis inilah yang beroperasi di sepanjang Sungai Mahakam selama bertahun-

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

16

tahun. Kapal-kapal inilah yang telah menghidupkan perekonomian masyarakat di daerah

pedalaman. Taksi air ini melayani jalur pelayaran Sungai Mahakam sepanjang 700 km

dari kota Samarinda hingga Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat, menyinggahi sejumlah

desa, kampung, dan kecamatan. Kapal yang terbuat dari kayu itu mampu dimuati

hingga 40 ton barang dengan 200 penumpang. Adapun jika dimuati barang saja,

kapasitasnya mencapai 80 ton.

Kapal yang mudik ke arah hulu sungai biasanya membawa barang-barang seperti

motor, barang elektronik, mi instan, saos, kecap, pakaian, dan berbagai barang kebutuhan

pokok yang tidak tersedia dan tidak dihasilkan di daerah hulu sungai. Sebaliknya,

kapal yang berasal dari daerah hulu membawa hasil hutan.

Di Kalimatan Tengah (Kalteng) angkutan sungai masih menjadi andalan.

Di Provinsi Kalteng sungai-sungai yang menjadi jalur transportasi paling tidak ada 11

sungai. Kahayan adalah salah satunya. Sungai lain adalah Sungai Jelai sepanjang 200

km, Sungai Arut 250 km, Sungai Lamandau sepanjang 300 km, dan Sungai Kumai

sepanjang 200 km. Ada lagi Sungai Seruyan yang panjangnya 350 km, Sungai Mentaya

400 km, dan Sungai Katingan 600 km. Juga sungai Sebangau sepanjang 200 km,

Sungai Kapuas sepanjang 600 km, dan Sungai Barito sepanjang 900 km. Sungai-

sungai ini menjadi andalan warga pedalaman dengan jenis angkutan semacam yang

ada di Sungai Mahakam, Kaltim. Tidak hanya kapal barang,

speed boat

pun hilir mudik

di Sungai Kahayan dan Barito melayani penumpang.

Kompas

, 7 Maret 2005

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun beberapa paragraf deskriptif

yang berisi hasil pengindraan faktual tentang keadaan alam.

Menulis paragraf deskriptif

Seperti sudah kita ketahui, melalui deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya,

hasil pengamatannya, dan perasaannya dengan kata-kata sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya,

dan sehidup-hidupnya kepada pembaca.

Objek yang biasa dideskripsikan adalah tempat, orang, dan keadaan. Pengembangannya

dapat dilakukan tiga pendekatan, yaitu pendekatan

realistis (objektif)

,

impresionistis (subjektif)

,

atau

menurut sikap penulis

.

Pendekatan realistis digunakan untuk mengemukakan segala sesuatu seobjektif mungkin.

Rincian, perbandingan antara bagian satu dengan bagian lain harus disajikan sebagaimana

dipotret. Pendekatan impresionistis digunakan untuk melukiskan suatu objek menurut tafsiran

penulis, bukan menurut apa adanya. Pendekatan menurut sikap penulis digunakan untuk

melukiskan sesuatu dari sikap penulis, seperti masa bodoh, peduli, serius, cermat, ironis,

atau dari sikap lain.

Transportasi Air Andalan Negara Maritim

17

Uji Kompetensi 2.4

1. Tentukan pendekatan yang digunakan oleh penulis pada deskripsi berikut!

a. Aku menyerah dan memahami bahwa ketidaksediaanku membunuh iparku semata-

mata bertolak pada pertimbangan-pertimbangan egoisku. Padahal persoalan

sesungguhnya tidak di sana. Sebagai orang yang yakin di pihak yang benar, sedang

calon korbanku adalah oknum kebiadaban, kukira membunuh Kuslan takkan

membuahkan dosa bagiku atau keturunanku. Tetapi di manakah orangnya di dunia ini

yang tidak membenarkan dirinya dan menyalahkan orang lain? (Satyagraha Hoerip,

Pada Titik Kulminasi).

b. Kenapa aku melihat wajahnya yang keriput. Banyak wajah keriput seperti itu, tapi tak

banyak menggugah emosiku. Tapi kali ini wanita tua itu benar-benar membuatku simpati

dan ingin sekali berbuat sesuatu untuknya. Lalu bagaimana? Ia kelihatan tak

membutuhkan apa-apa kecuali kulit mukanya yang berkerut-kerut menimbulkan rasa

haru yang manis. Aku mendekat dan mencoba tersenyum kepadanya. Tapi ia tidak

butuh kebaikan hati seseorang. Ia hanya melihat kepadaku dengan tatapan kosong

tanpa mengubah posisinya maupun perubahan pada wajahnya (Satyagraha Hoerip,

Pada Titik Kulminasi).

2. Susunlah sebuah deskripsi tentang orang, tempat, atau keadaan dengan pendekatan realistis!

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengidentifikasi kata-kata yang mengalami

proses morfologi.

Mengidentifikasi proses morfologis

1. Mengenal morfem

Pada teks di atas terdapat kalimat

Ratusan perahu ditaksikan di sungai

. Kalimat

tersebut terjadi dari lima kata. Masing-masing dapat diurai menjadi bagian kecil yang tidak

memiliki makna lagi. Kata

ratusan,

misalnya, dapat diurai menjadi

ratus

dan

-an

. Masing-

masing mempunyai makna.

Ratus

berarti

bilangan hasil kali 10 kali 10

; -

an

berarti

dalam

hitungan

.

Ratusan

berarti

dalam hitungan ratus

. Jika diurai lebih lanjut menjadi /b/, /e/, /r/,

/g/, /e/, /r/, /a/, dan /k/, masing-masing tidak memiliki makna lagi.

Begitu pula kata

digerakkan

dapat diurai menjadi

di

-,

gerak,

dan

kan

. Bila diurai lebih

lanjut, diperoleh bentuk /d/, /i/, /g/, /e/, /r/, /a/, /k/, /k/, /a/, dan /n/. Masing-masing juga tidak

mempunyai makna. Bentuk yang tidak memiliki makna seperti itu disebut

fonem

, sedangkan

yang memiliki makna seperti

ber-, gerak, di-,

dan -

kan-

disebut

morfem

. Menurut kesepakatan

ilmiah morfem

ber-, gerak, di-,

dan -

kan-

ditulis

{ber-}, {gerak}, {di-},

dan

{-kan}.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

18

Morfem

{ber-}, {di-},

dan

{-kan}

selalu melekat pada kata atau morfem lain. Morfem

yang selalu melekat pada morfem lain disebut morfem terikat, sedangkan yang dapat

berdiri sendiri, seperti

{gerak},

disebut morfem bebas.

Uji Kompetensi 2.5

Morfem apa sajakah yang terdapat pada kata

bersama

,

ternilai

,

melawak

,

dipercaya

,

diperbesar

,

dipertahankan

,

bayangan

,

keadaan

,

perbaikan

,

dan

dipertanggung-

jawabkan

?

2. Mengenal pembentukan kata

Ditinjau dari pembentukannya, kata-kata dalam teks

Angkutan Pedalaman Mencoba

Bertahan

dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok pertama berupa morfem

bebas dan tidak berimbuhan. Kelompok kedua dibentuk dari kata dasar dengan diberi

imbuhan yang sering disebut kata berimbuhan. Kelompok ketiga dibentuk dengan

mengulang morfem dasarnya. Kelompok keempat dibentuk dengan menggabungkan dua

kata (baca: morfem) menjadi bentuk baru yang begitu padu. Kelompok kelima dibentuk

dengan mempersingkat bentuk panjang. (Lihat Tabel 2.1)

Tabel 2.1 Pengelompokan pembentukan kata

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

malam

mencoba

kapal-kapal

gelap gulita

km

hulu

bertahan

s

ungai-sungai

hilir mudik

Kaltim

sungai

angkutan

bena

r-benar

Kalteng

pecah

digerakkan

berhati-hati

suara

permukaan

bertahun-tahun

mesin

keheningan

Dalam pembentukan kata

kelompok 1, 2, 3, dan 4 morfem selalu dilibatkan. Oleh

karena itu, pembentukannya bersifat

morfologis

. Lain halnya dengan pembentukan kata

kelompok 5. Pada kata kelompok 5 peran morfem tidak ada, yang ada bentuk panjang

kilometer, Kalimantan Tengah,

dan

Kalimantan

Timur

diperpendek menjadi

km, Kalteng

,

dan

Kaltim

melalui proses

nonmorfologis

.

a. Afiksasi (Pemberian Imbuhan)

Pada bagian terdahulu kita sudah mengenal adanya morfem bebas dan morfem

terikat. Morfem terikat itu banyak. Di antaranya disebut imbuhan (

afiks

). Imbuhan

pada awal kata disebut

awalan

(

prefiks

), di tengah kata

sisipan

(

infiks

), pada akhir

kata

akhiran

(

sufiks

). Imbuhan yang melekat serentak pada awal dan akhir kata

disebut

konfiks

. Ada pula beberapa imbuhan digabungkan dalam bentuk imbuhan

gabung (

Lihat contoh pada Tabel 2.2).

Transportasi Air Andalan Negara Maritim

19

Tabel 2.2 Proses Afiksasi

Afiks

Kata

Kata

Prefiks

Infiks

Sufiks

Konfiks

Afiks Gabung

Dasar

Berimbuhan

meN-

sisir

menyisir

di-

dapat

didapat

ber-

gerak

bergerak

peN-

tum

pang

penu

mpang

per-

luas

perluas

ter-

buat

ter

buat

ke-

tua

ketua

se-

lama

selama

-em-

getar

gemetar

-er-

gigi

gerigi

-el-

tunjuk

telunjuk

-i

dekat

dekati

-an

angkut

angkutan

-kan

ambil

ambilkan

ke-an

butuh

kebutuhan

per-an

jala

n

perjalanan

peN-an

alam

pengalaman

ber-an

geletak

bergeletakan

meN-kan

andal

mengandalkan

meN-i

susur

menyusuri

memper-

singkat

mempersingkat

memper-i

baik

memperbaiki

memper-kan

laku

memperlakukan

b. Reduplikasi (pengulangan)

Reduplikasi merupakan cara membentuk kata baru dengan mengulang bentuk

dasarnya. Proses ini menghasilkan kata ulang. Kata

anak, membawa,

dan

ditawarkan,

misalnya

,

dapat diulang sehingga diperoleh kata ulang

anak-anak, membawa-bawa,

dan

ditawar-tawarkan

. Ditinjau dari proses pembentukannya, kata ulang biasanya

dibentuk dengan cara:

1) mengulang bentuk dasar secara utuh, seperti

anak-anak, baik-baik

, dan

duduk-

duduk.

Proses ini menghasilkan

kata ulang utuh.

2) mengulang sebagian bentuk dasar, seperti

beberapa, berkejar-kejaran

, dan

baca

-

membaca.

Proses ini menghasilkan

kata ulang sebagian.

3) mengulang bentuk dasar disertai

afiksasi

, seperti

anak-anakan, mobil-mobilan

, dan

sebaik-baiknya.

Proses ini menghasilkan

kata ulang berimbuhan.

4) mengulang bentuk dasar disertai perubahan (

variasi

) fonem, seperti

corat-coret

,

bolak-balik,

dan

warna-warni.

Proses ini menghasilkan kata ulang dengan variasi

fonem.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

20

c. Penggabungan kata dengan kata (pemajemukan)

Penggabungan kata dengan kata mungkin menghasilkan kata majemuk, idiom,

atau frase. Perbedaan ketiganya terletak pada makna, sifat hubungan, dan panjang

pendeknya bentuk (Lihat Tabel 2.3.)

Tabel 2.3 Kata majemuk, idiom, dan frase

Kata Majemuk

Idiom

F

rase

naik turun

naik darah

sudah naik

jatuh bangun

jatuh c

inta

sudah jatuh

kotak hitam

kambing hitam

sangat hitam

anak cucu

anak baik anak menantu molek

anak Pak Ahmad

tanda tangan

tangan k

anan

jari t

angan kanan

Makna kata majemuk masih dapat ditelusuri dari makna unsur-unsurnya. Begitu

pula makna frase, sedangkan makna idiom tidak langsung berhubungan dengan makna

unsur-unsurnya.

Ditinjau dari sifat hubungan unsurnya, gabungan pada kata majemuk begitu padu

sehingga tidak dapat disisipkan bentuk lain di antaranya. Begitu pula pada idiom,

sedangkan pada frase hubungannya bersifat sintaktis, di antara unsur-unsurnya masih

dapat disisipkan bentuk lain.

d. Abreviasi

Abreviasi merupakan perpendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap,

atau bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frase (KBBI, 1990:2),

misalnya:

SMA

: Sekolah Menegah Atas

K.H.A. Dahlan : Kiai Haji Ahmad Dahlan

a.n.

: atas nama

km

: kilometer

lab

: laboratorium

e. Akronimisasi

Akronim berarti kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau

bagian lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai kata yang wajar (KBBI, 1990:16),

misalnya:

SIM

: Surat Izin Mengemudi

Bappenas

: B

adan Perencanaan Pembangunan Nasional

rudal

:

peluru kendali

radar

:

radio detecting and ranging

satpam

: satuan pengaman

Transportasi Air Andalan Negara Maritim

21

Uji Kompetensi 2.6

1. Jelaskan bagaimana kata-kata berikut dibentuk!

a. gelegar

c. m

abuk laut

b. mengarungi

d. tawar-menawar

2. Sebutkan contoh awalan, sisipan, akhiran, dan konfiks dalam bahasa Indonesia.

Sebutkan satu kata yang dibentuk dengan imbuhan tersebut!

3. Bentuklah kata majemuk dengan menggabungkan pasangan kata-kata berikut!

a. ayam, hangat-hangat, t

ahi

c. merah, padma

b. beradik, kakak

d. sambilan, pekerjaan

4. Bagaimana kata-kata

gram, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, izin mendirikan bangunan,

dan

kendaraan bermotor

disingkat?

3. Proses morfofonemik

Pembentukan kata dapat dilakukan dengan cara menggabungkan morfem satu dengan

morfem lain. Perhatikan contoh pada tabel berikut!

Tabel 2.4 Penggabungan morfem

Morfem 1

Morfem 2 Gabungan 1 dan 2

Perubahan Bunyi

rapat

merapat

/N/

pada {meN-} hilang

pusat

{meN-}

me

m

usat

/p/ pada

pusat

luluh menjadi /m/

bahas

me

m

bahas

/N/

pada {meN-} berubah menjadi /m/

las

menge

las

/meN-/ berubah menjadi /menge-/

garis

{peN-}

pe

ng

garis

/N/ pada {peN-} berubah menjadi /ng-/

salaam

{al-}

alsalaam

,

/l/ dan /s/ yang berbeda dilafalkan

baca

[

assalaam

]

sama /s/ dan /s/

s

ayur

s

ayur

s

ayur-

m

ayur

/s/ dan /s/ yang semula sama dibuat jadi

berbeda /s/ dan /m/

merah

pad

ma

merah pad

am

urutan /m/ dan /a/ bertukar tempat jadi

/a/ dan /m/

Pada contoh di atas hasil penggabungan disertai perubahan bunyi (

morfofonemik

). Di

antaranya ada yang dinamakan

asimilasi

(perubahan bunyi-bunyi yang berbeda menjadi

sama),

disimilasi

(perubahan bunyi-bunyi yang sama menjadi berbeda),

metatesis

(pertukaran letak fonem), peluluhan fonem, penghilangan bunyi, dan penggantian morfem.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

22

○○○○○○○○○

Uji Kompetensi 2.7

1. Bunyi apa sajakah yang biasanya luluh menjadi /m/, /n/, /ny/, dan /ng/ apabila didahului

awalan {meN-}?

2. Ada beberapa kata yang berawal pada bunyi /p/, /t/, /s/, dan /k/. Akan tetapi, bila kata-

kata itu diberi awalan {

peN

-} atau {

peN-an

}, bunyi-bunyi itu tidak luluh. Berikan contohnya,

masing-masing satu saja!

3. Proses morfofonemik manakah yang menyertai pembentukan kata

melawat, memesan,

mencuci, penggerak, pengebom, beternak, coreng-moreng,

dan

lauk-pauk

?

4. Di antara proses morfofonemik yang menyertai pembentukan kata adalah

asimilasi

,

disimilasi

, dan

metatesis

. Sebutkan contohnya masing-masing satu saja!

Rangkuman

1. Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan

kepada orang banyak. Tujuannya beragam. Ada yang bertujuan menyampaikan

informasi, menghibur, dan ada yang mempengaruhi pendirian pendengar.

2. Menanggapi pidato dapat dilakukan dengan memberikan komentar mengenai

pembicaranya (sopan atau tidak, percaya diri atau tidak, menyenangkan atau tidak,

serius atau tidak, menghormati pendengar atau tidak), isi pidatonya (menarik atau

tidak, baru atau tidak, tepat atau tidak, berguna atau tidak, singkat atau tidak,

terurai atau tidak), dan cara pembicara berpidato (impromtu atau dengan cara lain,

runtut atau tidak, logis atau tidak, mudah diikuti atau tidak, suaranya terdengar atau

tidak, menarik atau tidak, sering salah ucap atau tidak).

3. Menceritakan pengalaman berarti belajar bercerita. Hanya saja, yang diceritakan

adalah kejadian atau peristiwa yang Anda lihat.

4. Bacaan biasanya menyajikan sejumlah informasi. Ada yang penting dan ada yang

kurang penting. Informasi penting dapat dimanfaatkan.

5. Deskripsi merupakan upaya memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan

perasaan dengan kata-kata sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup-hidupnya

kepada pembaca. Deskripsi dapat dikembangkan melalui tiga pendekatan, yaitu

(1) pendekatan

realistis (objektif)

, (2) pendekatan

impresionistis (subjektif)

, atau

(3) pendekatan

menurut sikap penulis

. Pendekatan realistis digunakan untuk

mengemukakan segala sesuatu seobjektif mungkin; impresionistis melukiskan suatu

objek menurut tafsiran penulis, bukan menurut apa adanya; pendekatan menurut

sikap penulis untuk melukiskan sikap penulis, seperti masa bodoh, peduli, serius,

cermat, dan ironis.

Transportasi Air Andalan Negara Maritim

23

6. Kata-kata baru dapat dibentuk melalui proses

morfologis

dan proses

nonmorfologis

.

Melalui proses morfologis, kata baru dapat dibentuk dengan memberikan imbuhan

(

afisksasi

), mengulang (

reduplikjasi

), dan menggabungkan dua tiga kata (

komposisi

).

Secara nonmorfologis kata bentuk baru dibentuk dengan mempersingkat bentuk

lengkap (

abreviasi

) menggabungkan huruf, suku, atau bagian lain (

akromimisasi

).

Penggabungan morfem satu dengan morfem lain ada kalanya disertai perubahan

bunyi (

morfofonemik

). Di antaranya dinamakan

asimilasi

(perubahan bunyi-bunyi

yang berbeda menjadi sama),

disimilasi

(perubahan bunyi-bunyi yang sama menjadi

berbeda),

metatesis

(pertukaran letak fonem), peluluhan fonem, penghilangan bunyi,

dan penggantian morfem.

Evaluasi

1. Rumuskan isi pokok penggalan pidato berikut!

Assalamu’alaikum w.w. Salam sejahtera buat kita semua.

Bapak-bapak, Ibu-bu, dan Saudara-saudara yang berbahagia, pertama-tama marilah kita

panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang yang dengan

kasih dan sayang-Nya telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua

sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat tanpa kurang

suatu apa pun dalam acara peresmian terminal baru.

2. Rumuskan pokok pikiran paragraf-paragraf berikut!

Penumpang yang memilih KA sebagai sarana mudik mengalami peningkatan. Penumpang

pada H-4 di stasiun Senen, Jakarta Pusat, sebanyak 81.784. Melonjak jika dibandingkan

pada tahun sebelumnya pada hari yang sama yaitu hanya 60.055 penumpang. Di Stasiun

Senen, sampai Ahad, sebanyak 25.578 orang pemudik berangkat ke kampung halaman

masing-masing. Mayoritas pemudik masih tetap menggunakan kereta kelas ekonomi yang

harga tiketnya tidak naik. Sedangkan KA kelas bisnis yang karcis mengalami kenaikan

sekitar 10 hingga 20 persen

(

Republika,

1 Nopember 2005).

3. Bagaimanakah kata-kata

fasum, gemetar, hilir mudik, lautan,

dan

ranmor

dibentuk?

4. Ceritakanlah pengalaman Anda ketika bepergian dengan perahu atau kapal laut!

5. Deskripsikan sebuah tempat yang menarik karena keindahannya!

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

24

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.